"Kami akan mencermati RBC (risk based capital atau rasio modal asuransi). Jika turun sampai level membahayakan dan tidak ada investor yang masuk, OJK akan memerintahkan pemindahan portofolio, termasuk aset, ke perusahaan yang sehat," kata Firdaus Djaelani, kepala eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya pada acara Insurance Awards 2013 yang digelar majalah Investor di Four Season Hotel, Jakarta, kamis (4/7).
Hadir juga sebagai pembicara dalam diskusi panel ini Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim, Ketua Bidang Teknik I Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Ericson Hutapea, dan praktisi senior industri asuransi Hotbonar Sinaga. Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Nonbank (IKNB) OJK
Firdaus Djaelani dalam sambutannya mengatakan, industri asuransi diharapkan mendukung keberadaan OJK dan tidak ragu membayar iuran wajib. “Besaran iuran sedang kami siapkan. Kami juga tengah membuat aturan-aturan baru dan harmonisasi aturan yang sudah ada untuk mendukung perkembangan industri asuransi. Tidak akan rugi bayar iuran karena kami meningkatkan perlindungan kepada konsumen,” kata dia.
Firdaus mengakui, penetrasi industri asuransi di Indonesia masih rendah. Oleh karena itu, OJK di bidang Pengawasan IKNB berupaya mendorong agar bisnis asuransi tumbuh tinggi. Saat ini, perbandingan antara aset perbankan dan asuransi di Indonesia berbanding 75:25. Jika perbandingannya sudah seimbang, hal itu akan menghasilkan dana jangka panjang, pasar lebih stabil, sehingga industri bisa membiayai investasi jangka panjang seperti infrastruktur.
Sumber : Majalah Investor
Segera rencanakan kehidupan terbaik untuk keluarga anda, keputusan anda hari ini menentukan masa depan mereka..!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar