Kami siap mendengarkan anda..

Jumat, 06 September 2013

Penderita Diabetes Indonesia Tinggi

Sebanyak 7,6 juta penduduk Indonesia menderita diabetes, namun baru sebanyak 39% mendapat pengobatan. Sementara hanya 0,7% penderita mencapai target pengobatan.

Dalam laporan Blueprint for Change, berdasarkan penelitian yang dilakukan perusahaan pengobatan diabetes di dunia, Novo Nordisk, dari 7,6 juta penduduk Indonesia yang didiagnosa positif diabetes hanya 41% yang mengetahui jika ia menderita diabetes.

Laporan disampaikan oleh Niels Lund, Vice President Global Public Affair Novo Nordisk di Gedung Kementrian Kesehatan, Selasa (3/9) ini.

Penelitian menemukan, setidaknya ada empat hambatan utama mengapa masih sedikitnya penderita diabetes yang tersentuh tindakan medis, selain tingginya angka penderita diabetes di Indonesia.


Hambatan pertama, yaitu rendahnya pengetahuan akan pencegahan dan pengobatan diabetes. Kedua, ketidakrataan penyediaan dan kebutuhan kesehatan. Ketiga, terbatasnya sumber daya dalam kesehatan publik dan hambatan. Keempat, terbatasnya jumlah pasien yang mendapat pengobatan secara tepat.

Jika hambatan tidak segera tertangani, tahun 2030 diprediksi jumlah pengidap diabetes di Indonesia akan mencapai 11,8 juta atau meningkat 6% tiap tahun, melebihi pertumbuhan populasi di Indonesia.

Meski sejumlah upaya telah dilakukan dengan mengedukasi 68 ribu pasien dan melatih lima ribu dokter, namun belum cukup karena terlalu banyak pengidap diabetes yang tidak terkontrol dan berisiko terkena komplikasi akhir yang parah.

"Sebagai contoh laporan Blue Print menunjukkan hanya satu dari delapan orang yang membutuhkan insulin mendapatkannya. Ini perlu sinergi seluruh pemangku kepentingan untuk mengatasi diabetes," sambung Sandeep Sur, Direktur Novo Nordisk Indonesia.

Deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat mencegah penyakit lain yang disebabkan diabetes seperti sebanyak 37.500 serangan jantung, 405.200 gagal ginjal dan menghemat biaya pengobatan diabetes sebanyak US$5,8 miliar.

Kementerian Kesehatan membantah tindakan penanganan diabetes di Indonesia selama ini tidak benar sehingga masih tinggi penderita yang tersentuh pengobatan medis. Kemenkes menyebut adanya ketidaktahuan dan belum adanya kesadaran masyarakat khususnya yang memiliki diabetes untuk menjalani pengobatan.

"Obat (untuk diabetes) kita banyak bahkan berlebihan, ini karena masyarakat tidak menyadari kalau dia terkena diabetes, atau sudah tahu kalau diabetes tapi tidak minum obat," kata Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Epid, Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes dalam kesempatan sama.

Ekowati menambahkan, yang terpenting adalah bagaimana masyarakat mewaspadai dan mencegah seminim mungkin faktor risiko yang bisa menimbulkan diabetes apalagi berlanjut ke penyakit komplikasi lainnya.

"Menurunkan tidak mungkin, tapi yang penting jangan naik (gula darah), waspadai dan menekan faktor risiko. Ini hanya bisa dikendalikan," katanya.

Kegiatan yang dilakukan Kemenkes yaitu memonitoring dan deteksi dini faktor risiko melalui kegiatan Posbindu, Pos Pelayanan Terpadu dan implementasi perilaku CERDIK, Cek kesehatan, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dan seimbang, Istirahat Cukup dan Kelola Stres.


Sumber : TribunNews


Segera rencanakan kehidupan terbaik untuk keluarga anda, keputusan anda hari ini menentukan masa depan mereka..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Let's Join Us

Sudahkah anda rencanakan masa depan keluarga anda?

Sudahkah anda rencanakan masa depan keluarga anda?

Advertising

Advertising
Terapi Kesehatan, Kecantikan & Penyakit Kritis