Kami siap mendengarkan anda..

Rabu, 29 Mei 2013

Menabung untuk Biaya Kuliah Anak

Sungguh, kami tidak bergurau! Menurut Ligwina Hananto MBA, konsultan keuangan Quantum Magna Financial, biaya pendidikan rata-rata naik sekitar 20% per tahun. Belum lagi laju inflasi di Indonesia. “Inflasi untuk sekolah swasta di Indonesia sekitar 20% per tahun, dan 15% per tahun untuk universitas di Indonesia,” kata Ligwina.

Sebagai gambaran, bila inflasi diestimasikan sekitar 6% per tahun, maka dalam 9 tahun saja, total inflasi menjadi sebesar 54%. Jika saat ini biaya kuliah per semester di universitas negeri Rp 5 juta dengan uang pangkal sekitar Rp 20 juta, maka biaya kuliah yang harus Anda persiapkan untuk tahun 2020 menjadi sekitar Rp 107,8 juta (dengan perhitungan future value). Jika biaya buku perkuliahan dan alat tulis sekitar Rp 5 juta per semester, maka tambahkan lagi angka Rp 77 juta untuk biaya buku selama 10 semester.


Belum lagi ongkos transportasi, uang makan, dan biaya hidup jika anak bersekolah di kota lain atau tinggal sendiri, anggap saja sekitar Rp 3,5 juta per bulan dan Anda mendapatkan perkiraan biaya hidup Rp 210 juta. Maka, total biaya untuk menyekolahkan si kecil di tahun 2020 menjadi Rp 400 juta. Itu berarti Anda perlu menyisihkan uang Rp 3,7 juta per bulan hingga 9 tahun ke depan! Dan, perhitungan ini hanya berlaku jika si kecil diterima di perguruan tinggi negeri. Jika Anda berencana menyekolahkannya di Perguruan Tinggi Swasta, angkanya bisa menjadi dua kali lipat.

Membayangkan angka yang demikian fantastis, Anda mungkin merasa pesimistis bagaimana bisa membiayai kuliah si kecil kelak, bila saat ini saja tagihan kartu kredit Anda sudah menumpuk di meja. Untuk mendapatkan solusinya, kami bertanya kepada perencana keuangan keluarga untuk membantu Anda. Ini yang perlu Anda ketahui.

Menghitung biaya pendidikan 

Menurut Rina N. Sandy, RFA dari Sarosa Consulting Group, ada tiga langkah utama yang perlu Anda ketahui secara pasti. “Langkah pertama adalah menentukan pilihan,” ujar Rina. Pilihan di sini haruslah spesifik, Anda harus menentukan apakah si kecil kelak akan disekolahkan ke sekolah negeri atau swasta, di dalam atau di luar negeri, dengan standar mutu internasional atau nasional. “Menentukan secara persis pilihan sekolah bagi anak, bertujuan untuk mencari tahu berapa besar biaya sekolah dan uang pangkal saat ini.” Lanjut Rina. Jangan lupakan juga biaya buku sekolah, seragam dan biaya hidup, apalagi jika sekolah yang dipilih berada di luar kota.

Setelah Anda tahu persis pilihan sekolah dan total biaya yang dibutuhkan, maka langkah kedua adalah menentukan jangka waktu dan target biaya di masa depan. Jika saat ini si kecil berusia 3 tahun, maka Anda harus mulai berhitung kapan si kecil masuk TK, SD, SMP, SMU, dan universitas. Kemudian sesuaikan dengan dana yang harus dialokasikan setiap bulan agar jumlahnya cukup ketika si kecil memasuki jenjang pendidikan tersebut. Rina mengingatkan agar saat menghitung biaya, Anda tidak melupakan laju inflasi, normalnya sekitar 10% sampai 20%.

Untuk menghitung biayanya, ada rumus sederhana yang bisa Anda terapkan dengan menggunakan:
future value: FV= PV. (1+r)n  
FV atau future value adalah besarnya biaya di masa depan
PV adalah nominal biaya sekolah saat ini
r adalah besarnya bunga
n adalah jangka waktu yang Anda butuhkan.

Setelah Anda mendapatkan nominal perkiraan, misalnya Rp 400 juta, maka dalam jangka waktu sampai si kecil masuk kuliah, Anda sudah harus bisa menyiapkan sejumlah besar dana yang dibutuhkan tersebut.
Untuk itu, maka langkah ketiga –langkah yang paling penting– adalah menentukan penempatan dana sesuai dengan harapan hasil investasi yang bisa diterima di kemudian hari. Ada banyak pilihan yang bisa Anda lakukan, mulai dari tabungan pendidikan, asuransi, hingga investasi. Semuanya disesuaikan dengan jangka waktu dan kebutuhan Anda. Jika Anda berani menanggung risiko, Anda bisa mencoba memilih investasi di bursa saham yang akan memberikan hasil yang jauh lebih tinggi daripada deposito atau tabungan pendidikan.

Menyimpan biaya kuliah 

Meski semua penasihat keuangan akan menyarankan Anda untuk mulai menabung biaya pendidikan di rekening tersendiri bagi setiap anak sedini mungkin, jangan khawatir jika setelah melakukan perhitungan, Anda merasa tidak akan bisa menabung dengan jumlah yang dibutuhkan tersebut sampai si kecil berusia 18 tahun.

Sebagai gambaran, bila Anda mulai berinvestasi menggunakan reksadana pendapatan tetap setidaknya sekitar Rp 4 juta per tahun dengan bunga 10% per tahun sejak anak berusia setahun, maka saat si kecil masuk kuliah, Anda akan mendapatkan dana pendidikan sebesar Rp 182 juta. Meski nominal ini masih di bawah (misalnya) angka Rp 400 juta yang Anda butuhkan, dana ini tetap akan sangat membantu dibandingkan Anda tidak menyisihkan uang sama sekali.  

Lalu, bagaimana mendapatkan sisanya? Jika usia si kecil masih di bawah lima tahun, maka Anda masih memiliki banyak waktu untuk menyiapkan dana tersebut. Rina menyarankan Anda memilih instrumen investasi jangka panjang seperti reksadana saham. Meski investasi ini memiliki risiko moderat hingga risiko tinggi, tapi hasil investasinya akan cukup tinggi dibandingkan menyimpan di tabungan atau deposito. Yang perlu Anda ingat jika memilih investasi jenis ini adalah Anda menyimpan untuk jangka waktu yang lama, bukan jangka pendek.

Jika Anda ragu-ragu memilih berbagai jenis investasi, maka Rina juga menyarankan agar Anda mencari pekerjaan tambahan. “Ada banyak jenis pekerjaan tambahan yang bisa Anda lakukan, apalagi jika itu menjadi bagian dari hobi Anda,” jelas Rina. Misalnya, Anda pandai membuat kue kering dan kue ulang tahun, Anda bisa menawarkannya kepada rekan kerja atau ibu-ibu di taman bermain si kecil. Atau, jika Anda hobi menulis, Anda bisa menjadi kontributor media cetak.

Selain itu, masih ada pilihan lain yang bisa membuat Anda menarik napas lega, universitas besar biasanya akan memberikan beasiswa bagi murid-murid yang berprestasi di sekolahnya. Dan, ini bukan hanya di bidang akademis. Universitas Pelita Harapan di Tangerang misalnya, memberikan beasiswa bagi anak-anak yang menonjol di bidang olahraga bola basket. Perguruan Tinggi Negeri juga menyediakan beasiswa bagi mahasiwanya yang memiliki nilai akademik tinggi. Bahkan perusahaan besar seperti Sampoerna Foundation, atau Yayasan Chevron Texaco dari Caltex, dan beberapa kedutaan besar di Indonesia, membuka bantuan beasiswa setiap tahunnya.

Ketika Anda merasa kewalahan mengatur keuangan dengan berbagai kebutuhan si kecil mulai dari popok, susu, baby sitter, hingga uang pangkal si kecil di kelompok bermain, memang berat membayangkan bagaimana Anda masih bisa menyisihkan sedikit uang ekstra dari gaji bulanan Anda untuk biaya pendidikan si kecil. Yang perlu Anda ingat bahwa saat anak-anak masih kecil, Anda belum berada pada posisi puncak karir dan pendapatan. Lima belas tahun dari sekarang, kemungkinan besar gaji Anda akan meningkat, dan biaya pengeluaran untuk kebutuhan bulanan anak juga semakin berkurang, dan Anda akan punya sisa gaji bulanan yang lebih besar untuk membantu membiayai kuliah anak.

Melihat besarnya biaya dengan perspektif nyata

Yang terakhir, Rina menyarankan Anda untuk bersikap realistis. Jika memang kondisi keuangan keluarga belum bisa mencukupi kebutuhan tersier, maka Anda disarankan untuk menurunkan pilihan. “Menyekolahkan anak di perguruan tinggi ternama di Amerika mungkin menjadi cita-cita sebagian besar orang tua, tapi jika kondisi keuangan memang tidak mencukupi, daripada Anda terjebak hutang, lebih baik Anda menyekolahkannya di negeri sendiri”, jelas Rina. Anda memang tidak disarankan untuk meminjam uang ke bank untuk biaya kuliah anak. Mengapa? Karena akan sangat membebani secara finansial jika Anda harus membayar cicilan ditambah bunga.

Satu hal yang juga perlu Anda ingat saat mengetahui betapa tingginya biaya kuliah: Besarnya biaya kuliah tersebut adalah proyeksi perkiraan biaya masa depan berdasarkan apa yang terjadi saat ini. Tapi, para ahli beranggapan bahwa biaya pendidikan tinggi semakin lama semakin menggila sehingga kemungkinan besar masih akan dikaji ulang sebelum si kecil yang kini berusia 2 tahun lulus dari SMU.

Saat ini memang tidak ada cara pasti untuk memerkirakan seperti apa gambaran biaya kuliah lima belas tahun lagi. Namun Anda bisa membangun awal yang baik dengan merencanakannya secara bijak dan menyisihkan uang sebanyak yang Anda bisa, serta berusaha untuk tidak terlalu panik memikirkan tingginya angka untuk biaya kuliah si kecil kelak.

Simpan Lebih Banyak Uang Tanpa Beban

Tip #1 Meski Rina N Sandy menyarankan Anda untuk berinvestasi, dia mengharuskan Anda untuk menomorsatukan tabungan. Meski hanya sebesar Rp 300 ribu per bulan, usahakan untuk selalu menyimpannya dengan cara membuka rekening tabungan pendidikan tersendiri untuk masing-masing anak. Bunganya memang tidak besar, tapi uang tersebut akan sangat  membantu.

Tip #2 Margaret Atkins Munro, pengarang buku 529 & Other College Saving Plans for Dummies, menyarankan agar Anda menghindari biaya uang sekolah kelompok bermain si kecil dengan memasukkannya ke kelompok bermain atau taman kanak-kanak milik pemerintah. Jika Anda memasukkan si kecil ke kelompok bermain yang dikelola swasta, besarnya uang pangkal bisa mencapai Rp 4 juta hingga belasan juta. Tapi, jika Anda memasukannya di taman kanak-kanak negeri, biayanya tidak terlalu besar sehingga sisanya bisa Anda simpan untuk membiayai kuliahnya kelak.

Tip #3 Simpan uang koin di celengan. Jika Anda hanya membelanjakan uang kertas dan menyimpan semua koin Anda di celengan, tanpa terasa, Anda bisa menyimpan cukup banyak uang dalam setahun. Ajak si kecil menabung koin-koin tersebut di bank dan Anda akan membantunya mengenal nilai uang dan perhitungan matematika sederhana.

Tip #4 Minta nenek dan kakek untuk membantu. Bicarakan dengan jujur kepada kedua orang tua Anda dan juga mertua mengenai tingginya biaya kuliah. Lalu, sarankan untuk mengurangi jumlah hadiah yang biasa mereka berikan kepada si kecil, dan sebaliknya, minta mereka untuk mengganti hadiah tersebut dengan uang yang bisa langsung mereka transfer ke rekening pendidikan anak. Anak Anda tidak akan menyadari jika dia tidak mendapatkan boneka atau mainan sebanyak tahun lalu. Tapi sumbangan uang yang diakumulasi selama 15 tahun, meski hanya sedikit, akan sangat membantu.

Sumber : Majalah Parents Indonesia

Segera rencanakan kehidupan terbaik untuk keluarga anda

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Let's Join Us

Sudahkah anda rencanakan masa depan keluarga anda?

Sudahkah anda rencanakan masa depan keluarga anda?

Advertising

Advertising
Terapi Kesehatan, Kecantikan & Penyakit Kritis