Kami siap mendengarkan anda..

Jumat, 10 Mei 2013

Perlukah Kita Membeli atau Memiliki Asuransi

Manfaat dari pembelian asuransi adalah untuk mengganti Sebagian Kerugian Finansial akibat dampak terjadinya risiko yang datang secara tiba-tiba dan tidak terduga.
Misalnya Risiko Gempa Bumi dan Tsunami yang melanda Aceh pada beberapa tahun yang lalu atau Jepang baru-baru ini.

Risiko tersebut tidak hanya merusak fasilitas dan infrastruktur yang ada di daerah tersebut, tetapi juga menyebabkan hilangnya jiwa +/- 30 ribu penduduk serta membuat banyak orang cedera dan sakit, selain itu risiko tersebut juga mengganggu ekonomi di situ sehingga bisa berakibat pada kehilangan pekerjaan bagi orang-orang yang tempat kerjanya rusak.


Contoh studi kasus dari “Bagaimana Menilai apakah Kita perlu membeli Asuransi” adalah
sebagai berikut :

Suatu Keluarga Muda yang usia menikahnya kurang dari 3 tahun dengan memiliki seorang
anak yang baru berumur 8 bulan. Suami dan istri sama-sama mencari nafkah untuk menghidupi
keluarga. Mereka tinggal dengan menyewa rumah di dekat rumah orang tua si Istri sehingga
pengurusan anaknya bisa dibantu oleh orang tuanya selama mereka pergi bekerja. Mereka
mempunyai Motor yang belum lunas kreditnya (ada asuransi kredit untuk motornya), yang
dipakai sebagai alat transportasi menuju tempat bekerja, secara kebetulan kantor mereka
letaknya berdekatan. Saat ini mereka sedang menabung untuk bisa mewujudkan mimpinya
membeli rumah sendiri. Total Pendapatan yang mereka hasilkan dalam sebulan adalah
Rp 15 juta. Sedangkan Total Pengeluaran yang harus mereka tanggung adalah Rp 8 juta
tetapi belum termasuk Biaya untuk Investasi, Sosial, Rekreasi, Hiburan dan Liburan. 

Apakah mereka memerlukan Perlindungan Asuransi?

Marilah kita daftar Risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam kehidupan mereka yaitu :

1.  Risiko Kematian Suami dan/atau Istri yang bisa berdampak negatif secara finansial
bagi Anak dalam hal kelangsungan hidup maupun mewujudkan mimpinya membeli rumah.

2.  Risiko Sakit / Kecelakaan / Cacat / Penyakit Kritis Suami dan/atau Istri yang bisa
berdampak negatif secara finansial bagi Anak akibat timbulnya biaya pengobatan,
perawatan dan kelangsungan hidup jika tidak bisa bekerja lagi secara normal

3.  Risiko Kehilangan Pekerjaan karena faktor internal (kinerja suami atau istri)
atau faktor eksternal misalnya Ekonomi, Bisnis, Finansial, dan lain-lain sehingga bisa
mengganggu mimpi membeli rumah dan kelangsungan hidup.

4.  Risiko Kehilangan atau Kerusakan Barang Berharga yang dimiliki misalnya Rumah dan Motor

5.  Risiko Kematian Orang Tua dari istri (Kakek dan Nenek) sehingga bisa mengganggu
stabilitas pengurusan dan perawatan Anak selama Ayah Ibunya bekerja.

6.  Risiko Kenaikan Sewa Rumah sehingga akan menambah biaya pengel
uaran Rumah Tangga

7.  Risiko Tidak Terkontrolnya Pengeluaran untuk Sosial, Rekreasi, Hiburan dan Liburan
sehingga menghilangkan peluang untuk bisa diinvestasikan agar menghasilkan asset
atau meningkatkan pendapatan

8.  Risiko Salah melakuan penempatan Investasi atau bahkan pemilihan instrument Investasi
sehingga tidak menambah asset atau tidak memperbesar pendapatan.

9.  Risiko Kesehatan Anak yang bisa berdampak negatif pada biaya pengeluaran untuk medical.

10.Risiko lain-lain.

Tahapan selanjutnya adalah coba melakukan kalkulasi berapa besar dampak kerugian finansial
akibat masing-masing risiko tersebut. Setelah itu dilakukan Skala Prioritisasi dari
Risiko-risiko terdaftar tersebut untuk menentukan mana risiko yang bisa ditanggung sendiri
(own retention) dan mana risiko yang sebaiknya ditransfer kepada pihak lain untuk menjadi
Penanggung Risikonya (asuransi).

Misalnya :
Risiko Kematian Orang Tua dari Istri akan menimbulkan tambahan beban biaya untuk
mempekerjakan Suster / Nanny untuk merawat dan mengurus anak.  Bahkan jika tidak
mendapatkan Suster yang cocok maka akan berakibat Istri mundur dari pekerjaan untuk
lebih fokus mengurus anaknya.  

Sedangkan Risiko Kehilangan Motor akan menyebabkan Keluarga tersebut harus membeli Alat Transportasi Pengganti baik masih berupa Motor atau pun mungkin menggantinya dengan Mobil. Hal ini tentunya akan menambah beban biaya pengeluaran untuk  pos kendaraan bermotor, baik perawatan, pemakaian atau cicilan jika dibeli secara kredit.

Sedangkan sisa hutang kredit motor sudah ditanggulangi oleh pihak asuransi karena dibeli
secara wajib pada saat pembelian motornya. 

Setelah tahapan tersebut selesai dilakukan maka tibalah saatnya kita mengetahui kondisi
kesehatan baik secara finansial maupun secara fisik tubuh suami dan istri. Untuk mengetahui
Kondisi Kesehatan Tubuh maka diperlukan Check-up Medis di Rumah Sakit atau biasa dikenal
sebagai Medical Check-up.

Sedangkan untuk mengetahui Kondisi kesehatan Keuangan maka diperlukan Uji Kesehatan Finansial (Personal Financial Assesment) yang bisa dilakukansendiri atau pun dengan bantuan Perencana Keuangan.

Dari informasi dampak kerugian finansial atas risiko-risiko yang mungkin terjadi
dikorelasikan dengan kondisi finansial dan kondisi kesehatan fisik tubuh maka kita bisa
menetapkan apakah diperlukan untuk membeli Asuransi. Rekomendasi pembelian Asuransi
adalah sebagai berikut :

1. Asuransi Jiwa bagi Suami dan Istri,
   a. dengan Produk Dasar adalah Kematian Berjangka
   b. dan Produk Tambahan adalah Kecelakaan, Cacat Tetap dan Total serta Penyakit Kritis
2. Asuransi Dana Pesangon dari Perusahaan
3. Asuransi Kesehatan bagi seluruh Anggota Keluarga
4.Dana Pensiun bagi Suami dan Istri,  serta Asuransi Jiwa untuk Orang Tua

Selamat membeli Asuransi yang Tepat bagi Anda

Sumber : Risza Bambang (Majalah Kontan)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Let's Join Us

Sudahkah anda rencanakan masa depan keluarga anda?

Sudahkah anda rencanakan masa depan keluarga anda?

Advertising

Advertising
Terapi Kesehatan, Kecantikan & Penyakit Kritis