Kami siap mendengarkan anda..

Selasa, 25 Juni 2013

Sedia payung sebelum hujan..

Hari ini kami akan mengajak anda untuk merenungkan kisah nyata yang dialami oleh seorang ibu (istri) yang bernama Maya (bukan nama sebenarnya).

Sedia payung sebelum hujan, rencanakan keuangan anda sebelum orang-orang yang anda cintai menderita karena anda tidak memiliki perencanaan…

Nampaknya kata-kata tersebut sangat tepat untuk mewakili apa yang dialami oleh Maya (37 tahun), seorang ibu rumah tangga dengan tiga orang anak yang masih kecil.


Beberapa bulan yang lalu, Maya datang ke rumah saya. Sambil menangis tersedu-sedu, dia bercerita bahwa suaminya terkena serangan jantung. Agar nyawanya bisa terselamatkan, dokter menyarankan agar dalam waktu seminggu ke depan, suaminya harus menjalani operasi yang biayanya mencapai tiga ratus juta rupiah.

Dengan putus asa, Maya memintaku untuk membantunya menjual cepat rumahnya dengan harga 600 juta rupiah, jauh di bawah harga pasaran 1 Miliar, karena mereka hanya memiliki tabungan 50 juta rupiah di bank. Dia sudah meminta bantuan keluarga, tetapi sayangnya dana yang terkumpul masih belum cukup untuk biaya operasi.

Aku tersentak. Segera kuhubungi teman-temanku di properti agar bisa membantu Maya. Akhirnya, rumah terjual dengan harga 650 juta dan Maya bisa mendapatkan dana untuk suaminya menjalani operasi. Operasi dilakukan, namun takdir menentukan lain. Tuhan mengambil nyawa suaminya.
Maya dan anak-anaknya sangat terpukul. Sisa dana hasil menjual rumah habis digunakan untuk membayar hutang ke bank dan hutang-hutang yang lainnya. Tidak ada uang pertanggungan asuransi atau pun keluarga yang datang membantunya. Saat ini Maya dan anak-anaknya kesulitan untuk membiayai kehidupan mereka sehari-hari, karena pencari nafkah utama keluarga sudah tidak ada lagi.

Almarhum suaminya seorang manajer dengan penghasilan 10 juta rupiah per bulan, sedangkan Maya hanya seorang ibu rumah tangga, tanpa memiliki bisnis dan pengalaman bekerja. Sekarang, Maya sangat menderita karena harus pontang-panting mencari nafkah untuk mencukupi pengeluaran rutin keluarga sebesar delapan juta rupiah perbulan.

Mari kita renungkan, apabila hal ini terjadi pada diri anda, coba tanyakan kepada diri sendiri hal-hal berikut ini:

1. Apakah tabungan anda sudah cukup untuk membiayai penyakit kritis apabila anda atau anggota keluarga anda mengalaminya? Berdasarkan survey, 1 dari 3 penderita penyakit kritis jatuh bangkrut karena tidak memiliki tabungan atau pun proteksi keuangan apa pun untuk itu.

2. Apakah anda (khususnya keluarga yang ditinggalkan) masih memiliki penghasilan apabila pencari nafkah utama tidak dapat menjalankan fungsinya lagi karena sakit atau meninggal dunia?

3. Bisakah anda tuliskan 2 orang terdekat (di luar keluarga inti) yang bisa membantu/ menanggung anda dan anak-anak anda secara finansial selama puluhan tahun ke depan apabila terjadi risiko terkena penyakit kritis dan kematian terhadap pencari nafkah utama?

Bila jawaban anda lebih banyak TIDAK atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, kami bisa membuat anda menjawab YA dengan bantuan perencanaan keuangan yang dapat memberi solusi untuk ketiga masalah di atas.
Segera hubungi kami apabila anda memang peduli terhadap kelangsungan hidup orang-orang yang anda cintai.

Sumber : CWplanner

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Let's Join Us

Sudahkah anda rencanakan masa depan keluarga anda?

Sudahkah anda rencanakan masa depan keluarga anda?

Advertising

Advertising
Terapi Kesehatan, Kecantikan & Penyakit Kritis