Tingkat kesadaran berasuransi di Indonesia masih rendah, terlalu banyak
penyebabnya. Salah satunya barangkali berkaitan dengan teknik berjualan.
Para pakar psikologi sosial sering bilang, keberhasilan pedagang tidak
hanya ditentukan oleh gencarnya gembar-gembor sebuah produk, tapi juga
bagaimana calon pembeli menangkap pesan penjual.
Mereka bilang, ada dua strategi untuk meraup pembeli. Pertama, membuat
produk semenarik mungkin, disebut strategi Alpha. Kedua, mematahkan
hambatan penjualan, disebut strategi Omega. Demikian menurut Eric
Knowles, pakar psikologi Universitas Arkansas, seperti dikutip Radio
Jerman, Deutche Welle. Dengan Alpha, diciptakan suasan
ideal lewat presentasi misalnya. Sementara Omega, mengupayakan hilangnya
hambatan membeli. Contohnya, dengan bersama-sama memecahkan masalah
calon nasabah.
Nah, skill sebagian besar agen asuransi barangkali masih bertumpu pada
strategi Alpha. Padahal, reaksi kognitif harus dipancing, sehingga tanpa
sadar, akhirnya mereka membeli polis. Penyampaian pesan yang tidak
lazim, datang ke kantor klien dengan BMW misalnya-sebagai contoh
ekstrim-barangkali bisa memberi kejutan kognitif. Prospek akan heran dan
tertarik membeli, karena cara menjual yang tak lazim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar