Kami siap mendengarkan anda..

Kamis, 16 Mei 2013

Gejala dan Penanganan High Functioning Autism (HFA)

Autisme digambarkan sebagai gangguan perkembangan pervasif.
Pada kasus autisme, keterampilan dasar tertentu seperti keterampilan interaksi sosial, keterampilan komunikasi, dan keterampilan perilaku seseorang terganggu.

Sedangkan High Functioning Autism (HFA) digunakan dalam kasus-kasus dimana seorang individu menunjukkan beberapa gejala autisme, tetapi nilai IQ-nya berada pada tingkat rata-rata atau lebih.
Sebagian besar tanda-tanda HFA diidentifikasi oleh orang tua dan profesional kesehatan di tahun-tahun awal usia anak.


Namun, beberapa orang baru diketahui mengalami HFA ketika mereka telah mencapai usia dewasa.
Tidak seperti sindrom autisme, orang dengan HFA dapat berbicara, membaca, dan menulis tanpa terlihat tanda-tanda keterlambatan kognitif.

Tapi pola pikir mereka sedikit berbeda dari pikiran orang yang tidak mengalami autisme.
Akibatnya, interaksi dengan orang lain menjadi hal yang menantang bagi mereka.

Gejala High Functioning Autisme (HFA) pada Anak
Gejala-gejala yang muncul pada anak dengan HFA tidak sejelas gejala yang nampak pada anak dengan autisme.

Berikut adalah gejala yang mungkin nampak pada anak dengan HFA:
1. Sebagian anak dengan HFA sangat sensitif terhadap rangsangan tertentu.
Rangsangan tersebut bisa berupa suara tertentu seperti badai petir, suara keras, cahaya terang, atau tekstur makanan.
Saat menghadapi kondisi tertentu di atas, anak cenderung marah.

2. Sebagian besar anak-anak dengan HFA mampu melakukan interaksi sosial, tetapi tidak mampu memulai percakapan atau melanjutkan percakapan dalam waktu lama.
Biasanya mereka cenderung hanya berkutat pada satu topik tertentu saja.

3. Anak dengan High Functioning Autism sering mengalami kecemasan atau depresi.
Kondisi ini biasanya muncul karena ketakutan ekstrim yang ada dalam diri mereka.

4. Kemampuan bicara mereka berkembang lebih lambat dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia.
Namun, setelah mampu berbicara, kosakata mereka akan sebaik anak lain.

5. Saat berkomunikasi dengan orang lain, alur bicara anak dengan HFA biasanya lebih lambat dan kurang disertai dengan emosi/perasaan.
Anak dengan HFA bisa jadi tidak memahami gerak tubuh maupun ekspresi wajah.

6. Anak dengan HFA sering menghadapi masalah dengan keterampilan koordinasi fisik atau keterampilan motorik.
Hal ini terlihat dari respon yang kikuk ketika melakukan kegiatan seperti olahraga.
Namun, hal tersebut tidak berdampak negatif pada kegiatan keseharian mereka.

7. Banyak anak dengan HFA menjadi terobsesi dengan permainan atau mainan tertentu.
Mereka tertarik melakukan kegiatan tersebut terus menerus dan ingin membicarakannya sepanjang waktu.

Karakteristik High Functioning Autism (HFA) pada Orang Dewasa
Orang dewasa dengan HFA sering mengalami dilema sosial.
Hal ini terjadi karena mereka tidak bersedia mengidentifikasi diri mereka dengan komunitas autisme namun tidak pula merasa nyaman dengan masyarakat pada umumnya.

Berikut adalah karakteristik High Functioning Autism pada orang dewasa:
1. Interaksi sosial merupakan tugas yang menantang bagi orang-orang dengan HFA.
Pada situasi sosial, orang dengan HFA selalu serius dan mencoba untuk tetap menyendiri sehingga terkesan sebagai orang yang sombong.
2. Orang dengan HFA sering melakukan perilaku berulang.  Ini berarti mereka senang mengulang-ulang beberapa hal.
Bisa jadi sebaris lirik dari puisi, topik pembicaraan sebelumnya, atau tentang benda yang mereka sukai.
3. Orang dengan HFA memiliki emosi yang kuat, namun sayangnya tidak mampu mengekspresikan diri dengan cara yang tepat.
Hal ini membuat mereka frustrasi, menyebabkan perubahan suasana hati tiba-tiba, atau ledakan emosional.
4. Orang dengan HFA memiliki masalah dalam mengelola hubungan pribadi.
Satu penolakan dalam hubungan bisa membuat mereka sangat depresi dan rendah diri.

Penanganan High Functioning Autism (HFA)
Ketika orang tua menduga anak mereka menunjukkan tanda-tanda High Functioning Autism, maka anak harus segera dibawa ke dokter spesialis.
Melakukan tes skrining, tes fisiologis, dan mempelajari gejala yang nampak diperlukan untuk mengonfirmasi apakah ada masalah perkembangan atau tidak.
Karena bukan penyakit, HFA tidak dapat disembuhkan dengan obat-obatan.
Namun, serangkaian terapi sangat bermanfaat untuk menangani HFA.

Beberapa terapi yang bisa dilakukan adalah:
1. Terapi pendidikan untuk merangsang perkembangan keterampilan belajar.
2. Terapi perilaku (behavior therapy) bertujuan untuk mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan perilaku, komunikasi, dan interaksi sosial.
3. Terapi bahasa dan bicara (language and speech therapy) untuk membantu meningkatkan pengucapan dan pemahaman bahasa.
4. Terapi okupasi (occupational therapy) untuk membantu meningkatkan kemampuan dan keterampilan motorik.

Segera rencanakan kehidupan terbaik untuk anda dan keluarga...

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Let's Join Us

Sudahkah anda rencanakan masa depan keluarga anda?

Sudahkah anda rencanakan masa depan keluarga anda?

Advertising

Advertising
Terapi Kesehatan, Kecantikan & Penyakit Kritis