Kita tentu pernah mengalami rasa kesemutan ketika duduk bersila
terlalu lama atau tangan tertindih oleh tubuh saat sedang tertidur
lelap. Gangguan ini dapat segera hilang dengan menggerak-gerakkan
anggota tubuh tersebut sehingga peredaran darahnya kembali lancar.
Namun, kalau rasa kesemutan datang mendadak tanpa sebab yang jelas, Anda
perlu waspadai karena kemungkinan menderita penyakit neuropati.
Kesemutan atau parastesi dalam istilah medis gangguan saraf tepi
(perifer) terjadi pada saraf di luar jaringan otak. Saraf tepi ini
memiliki akar saraf yang berisi motorik, sensorik dan otonom. Rasa
kesemutan muncul karena sistem saraf sensorik terganggu lantaran jalan
darah tertutup. Pemicunya bagian tubuh tertentu ditekuk terlalu lama.
Penyebab yang mudah diketahui ini tentu gampang pula disembuhkan.
Tapi jika kesemutan tanpa penyebab yang jelas maka merupakan gejala
neuropati. Gejala ini bisa terjadi di satu atau banyak area
(polineuropati). "Jika dibiarkan, neuropati dapat memperparah kerusakan
saraf dan mengganggu mobilitas si penderita," kata Manfaluthy Hakim,
dokter ahli saraf dari Departemen Neurologi Fakultas kedokteran
Universitas Indonesia / Rumahsakit Cipto Mangunkusumo.
Neuropati tidak banyak diketahui orang awam karena biasanya merupakan
efek samping dari suatu penyakit sistemik atau akibat terjadinya trauma
pada saraf. Misalnya penyakit diabetes. Namun semua orang berisiko
terkena neuropati, terutama bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun.
Orang berusia di atas 40 tahun biasanya mengalami degenarasi saraf
ketimbang regenerasi sel-sel saraf, sehingga rentan terkena neuropati.
Risiko serupa juga bisa menimpa orang yang memiliki masalah di pembuluh
darahnya, misalnya penyakit jantung. "Hipertensi, konsumsi alkohol yang
berlebihan dan merokok juga dapat menyebabkan neuropati," kata Luthy.
Jadi, merokok tidak hanya merusak paru-paru, namun pengaruh nikotin
berefek ke saraf, mengganggu peredaran darah, dan membuat plak-plak pada
pembuluh darah. "Akibatnya saraf bisa kekurangan nutrisi," imbuhnya.
Tiga faktor penyebab
Secara garis besar, penyebab neuropati ada tiga.
Pertama,
neuropati karena penuaan. Menurut Luthy, berdasarkan survei ditemukan
bahwa satu dari empat orang atau sekitar 25% orang berusia 40 tahun
menderita neuropati.
Kedua, neuropati karena diabetes.
Ketiga, neuropati karena kekurangan vitamin B dan terjepit.
"Sarafnya ada yang terjepit sehingga terjadi trauma pada saraf," kata
Hasan Machfoed, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia
(Perdossi).
Contoh saraf yang terkena trauma adalah Carpal Tunnel Syndrome di
bagian pergelangan tangan. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor
seperti gerakan tangan dan pergelangan tangan yang berulang, efek
kehamilan, diabetes, menopause atau dislokasi posisi.
Mengenali gejala neuropati sangat mudah. Selain kesemutan tanpa sebab
yang jelas, biasanya disertai gejala kram, nyeri, kaku, rasa terbakar,
rambut rontok di area tertentu dan kulit hipersensitif.
Kulit mengkilap tidak wajar biasanya terjadi akibat gangguan saraf
otonom yang mengatur pengeluaran kelenjar keringat dan kelemahan anggota
gerak. "Pemeriksaan lanjutan harus ke dokter saraf atau ke neuropati
service point di beberapa rumahsakit," kata Luthy. Jika tidak segera
ditangani, gangguan saraf ini bisa bertambah berat dan mengganggu
mobilitas.
oleh : Dian Pitaloka S, Raymond Reynaldi
Sumber Harian KONTAN, 5 Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar